Ketika meriang, pernahkah Moms bertanya-tanya mengapa tiba-tiba merasa lebih buruk di malam hari? Meski saat siang terasa sudah membaik, tetapi suhu tubuh bisa kembali naik dan menjadi demam malam hari yang cukup lama. Dalam artikel ini, akan diberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Tubuh manusia berada pada jam 24 jam yang disebut ritme sirkadian. Tubuh secara alamiah menyusun jam internalnya, tingkat hormon berfluktuasi, meningkat dan menurun dalam siklus harian ini. Kortisol, nama hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal, membantu mengatur kadar gula darah, metabolisme, dan tekanan darah. Hormon ini jugalah yang membantu tubuh mengelola stres. Selain itu, hormon kortisol membantu sistem kekebalan berfungsi dengan baik dan mengurangi peradangan. Dengan kata lain, membantu Moms melawan infeksi dan penyakit.
Adanya lebih banyak kortisol bersirkulasi dalam darah di siang hari, tengah bekerja menekan sistem kekebalan. Dengan kata lain, sel darah putih yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi, kurang aktif di siang hari. Sementara di malam hari, ada lebih sedikit kortisol dalam darah sehingga sel darah putih siap mendeteksi dan melawan infeksi di tubuh sesegera mungkin, memicu gejala infeksi ke permukaan, seperti demam, kedinginan, atau berkeringat. Maka dari itu, gejala demam hari akan sangat mungkin terjadi lebih parah.
Penyebab lain demam siang dan malam hari berbeda
Beberapa hal lain yang juga diduga menjadi faktor penyebab perbedaan gejala demam siang dan malam hari:
Tekanan dalam tubuh Moms terus berubah, gravitasi sangat berkaitan dengan bagaimana tubuh dapat beradaptasi dan merasakan sesuatu. Posisi berbaring akan selalu menyebabkan gejala pilek atau flu menjadi lebih buruk. Oleh karena itu, menjaga tubuh tetap tegak dapat membuat perbedaan besar bagi kondisi hidung mampet, dengan membantu mengalirkan lendir dari saluran napas. Cobalah tambah bantal ekstra untuk mengangkat kepala lebih tinggi dan melancarkan drainase sinus.
Kehidupan sehari-hari Moms bisa sangat sibuk, bekerja, mengurus rumah, mengurus Si Kecil dengan sedikit waktu untuk diri sendiri. Beralih dari satu tugas ke tugas berikutnya tidak menyisakan banyak waktu untuk memikirkan gejala yang terjadi pada tubuh. Namun, pada malam hari, Moms cenderung lebih bisa bersantai dan relaks, saat itulah sistem kekebalan tubuh bekerja. Seperti yang mungkin sudah sering Moms dengar sebelumnya, hal terbaik yang harus dilakukan ketika sakit adalah beristirahat. Jika tidak, tingkat stres akan meningkat seiring dengan kadar kortisol.
Tips mengatasi gejala demam malam hari
Agar istirahat tetap nyaman di malam hari, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk membantu mengatasi demam di malam hari, seperti:
Minum cairan adalah hal terbaik yang dapat Moms lakukan seiring dengan banyak tidur. Cara ini dapat membuang infeksi atau bakteri yang menyerang sistem kekebalan dan membantu tubuh pulih lebih cepat.
Sangatlah penting untuk menyiapkan semua kebutuhan berada dalam jangkauan tangan di malam hari, seperti tisu, obat parasetamol, dan air putih. Siapkan juga baju ganti jika sewaktu-waktu tubuh terasa berkeringat banyak. Letakkan di meja samping tempat tidur, dengan begitu akan menghemat energi dan Moms bisa beristirahat semaksimal mungkin.
Demi meningkatkan sistem kekebalan lebih baik melawan infeksi dari pilek dan flu, Moms juga perlu perlu tambahan seperti mengonsumsi vitamin C. Bisa juga dengan minum teh jahe atau air kelapa yang diketahui memiliki manfaat membantu melawan infeksi.
Jika demam cukup tinggi, mengonsumsi obat pereda demam seperti Paracetamol juga dapat dilakukan. Tak hanya bermanfaat untuk meredakan nyeri saja, Paracetamol juga umum digunakan sebagai obat untuk penurun panas. Moms dapat membeli Paracetamol di apotek terdekat atau memesannya melalui aplikasi kesehatan terpercaya.
Itulah penjelasan mengapa gejala demam malam hari bisa lebih parah dibandingkan siang hari. Selama ada persiapan yang baik, demam dan meriang bisa diatasi dengan mudah. Hubungi dokter jika demam tidak lekas turun sampai 2-3 hari.