Nyeri haid bisa terjadi pada setiap wanita dengan intensitas yang berbeda-beda. Nyeri haid biasanya muncul pada awal periode haid atau PMS, tepatnya pada perut bagian bawah. Rasa nyeri bisa terasa ringan dan tidak mengganggu bagi sebagian wanita, bisa juga terasa berat dan tidak tertahankan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari bagi sebagian yang lain. Kedua hal ini kemudian yang membedakan antara nyeri haid yang normal dan nyeri haid berlebihan.
Dalam dunia medis, beberapa sakit haid umum yang dialami wanita disebut juga dengan dismenore (dilep). Gejala dismenore yang sering muncul di antaranya kram atau nyeri perut bagian bawah. Saat sel telur tidak dibuahi, jaringan endometrium (rahim) akan meluruh bersama dengan darah. Lalu di waktu yang sama, zat kimia prostaglandin akan dilepaskan dan memicu peradangan. Kondisi inilah yang selanjutnya memicu kontraksi otot, alias kram perut saat haid yang menjadi salah satu ciri-ciri nyeri haid.
Meski memang tampak sangat subjektif, tapi Moms bisa mengetahui antara nyeri haid yang normal dan berlebihan secara umum. Berikut beberapa di antaranya:
Cara mengatasi nyeri haid sebenarnya cukup sederhana, seperti mengompres air hangat ke bagian perut. Panas yang dihantarkan ke perut dapat mengendurkan otot dan meredakan kram. Akan tetapi, nyeri haid berlebihan akan lebih susah diredakan hanya dengan cara ini.
Berdasarkan lamanya proses peluruhan jaringan endometrium, nyeri haid yang normal juga biasanya terjadi selama 2 sampai 3 hari. Sehingga, rasa sakit saat haid yang terus menerus melebihi 3 hari dapat dikategorikan sebagai nyeri haid berlebihan.
Wanita yang mengalami sakit perut saat haid yang cukup parah biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur dan meringkuk menahan sakit. Gejala ini juga bisa disertai nyeri di punggung bawah, pegal pada paha bagian dalam, pusing, demam saat haid, diare, mual, dan muntah. Bukan hanya sakit secara fisik, kebanyakan wanita juga mengalami ketidaknyamanan secara psikologis seperti lebih mudah bad mood.
Kalau Moms mengalami kram perut sejak awal haid atau pada masa PMS, maka hal ini disebut sebagai dismenore primer. Kondisi ini cenderung normal sebagai bentuk respon kepekaan tubuh terhadap hormon haid. Namun, jika nyeri tidak terjadi sejak awal haid dan tidak melulu setiap bulan tapi saat datang langsung dengan gejala parah, maka ini disebut sebagai dismenore sekunder dan perlu diwaspadai.
Berikut penyebab nyeri haid berlebihan yang penting untuk diketahui, antara lain:
Cara meredakan sakit haid yang utama adalah memperhatikan konsumsi yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya, kurangi dan hindari konsumsi kafein serta soda karena bisa mempengaruhi hormon selama haid, serta bisa menurunkan aliran darah pada rahim. Selain itu, tidak menggerakkan tubuh juga tak disarankan karena sebenarnya salah satu cara menghilangkan nyeri haid adalah dengan rutin berolahraga.
Apabila Moms mengalami nyeri haid, pusing, hingga demam, konsumsi Biogesic dengan Paracetamol 500mg yang aman sekaligus berfungsi sebagai pereda nyeri dan penurun panas dengan beli di sini. Jangan lupa periksakan diri jika gejala nyeri haid berlebihan terjadi untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.